Rabu, 16 November 2016

ke syurga bersama orang tua

Bersama Orang Tua Menggamit Syurga
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya[ath-Thûr/52:21]
Saudariku tercinta...
Kenikmatan hakiki seorang mukmin adalah saat ia menginjakkan kakinya di pelataran Syurga. Kenikmatan terindah yang diidamkan setiap mukmin. Sebab Alloh telah memberikan kisah indah dalam firman-Nya, Ia dengan keMaha Adilan-nya pun memberikan nikmat lain yang tak pernah disangka manusia. Yaitu kelak di Syurga Alloh akan mempertemukan orangtua dengan anak cucu mereka. Masya Alloh..
 Bersama  Orang Tua menggamit Syurga
Dalam tafsir ayat ini kita akan mentadaburi kasih-Nya yang tak terhingga. Dalam ayat ini Alloh berfirman Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. Maksudnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Wahbah Zuhaili dalam kitabnya tafsir al-Munir bahwa kelak di Syurga para orang tua akan dipertemukan dan dikumpulkan dengan anak keturunan mereka yang mengikuti jejak mereka dalam keimanan, ditempatkan di Syurga pada derajat yang  sama.
Hal tersebut ditujukan sebagai bentuk takriman (pemuliaan), ganjaran dan balasan tambahan terhadap para orang tua supaya tenang dan tentram jiwa mereka, damai sejuk dengan berkumpulnya mereka bersama anak cucunya di Syurga walaupun amalan anak cucu (yang beriman) tidak sebanding atau sepadan dengan amal dan ganjaran mereka. Inilah kasih sayang Alloh yang mendahului amarah-Nya. Semua hal tersebut diatas senada dengan sebuah riwayat marfu’ bahwa Nabi SAW., bersabda  sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibu Jarir, Ibnu Mundzir, al-Hakim, dan al-Baihaqy dari sahabat Ibnu Abbas bahwa Alloh SWT akan mengangkat derajat anak cucu orang mukmin kelak di Syurga bersama mereka dalam satu derajat walaupun amalan anak cucu mereka tiada sama dengan mereka supaya tentram pandangan mereka.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh al-Hafidh ath-Thabrany dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW., beliau bersabda: “Jika salah seorang masuk Syurga maka ia akan bertanya mengenai bapaknya, istrinya serta anaknya. Maka kemudian dikatakan padanya bahwa mereka tidak sampai derajatmu, lantas lelaki tersebut berkata, “ wahai Rabbku, sungguh aku telah beramal untukku dan untuk mereka”. Kemudian kaum kerabat atau keluarganya menyusul bersamanya. Setelah itu Ibnu Abbas membaca firman-Nya tersebut“.
Tidak Mengurangi Pahala Orang Tua
Kenikmatan tersebut diatas tidaklah mengurangi pahala amal orangtua mereka. Hal ini seirama dengan yang diungkapkan oleh Imam ath-Thabari: Kami tidak mengurangi ganjaran kebaikan mereka sedikit pun dengan mengambilnya dari para orang tua untuk kemudian Kami tambahkan bagi anak-anak mereka yang Kami tempatkan bersama mereka. Akan tetapi, Kami beri mereka pahala dengan penuh, lantas Kami susulkan anak-anak mereka ke tempat-tempat mereka (para orang tua) atas kemurahan dan kasih sayang Kami bagi mereka.
Hanya Berlaku Dalam Syurga, Sebab Setiap Manusia Terikat dengan Amalnya
Penyepadanan derajat dan ganjaran yang Alloh SWT., berikan bagi orang tua dan anak cucunya hanyalah berlaku dalam hal derajat dan ganjaran syurga saja, tidak pada selainya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh as-Sa’di bahwa, penggalan ayat ini ditujukan untuk menghilangkan prasangka bahwa anak-anak penghuni neraka (ahlun-nar) pun mengalami hal serupa. Yaitu akan berada di tempat yang sama dengan orang tua mereka. Lantas Allah SWT., mengabarkan bahwa keadaannya tidak demikian. Dalam masalah ini, tidaklah sama kondisi antara surga dan neraka. Neraka adalah tempat penegakan keadilan. Sehingga Allah SWT., tidak akan mengadzab seseorang kecuali dengan perbuatan dosanya. Seseorang juga tidak memikul dosa orang lain. Hal ini dikarenakan Alloh SWT telah mengatakanya sendiri dalam firman-Nya, “ setiap jiwa itu berdasarkan apa yang ia usahakan”. Maksud dari ayat ini ialah bahwa setiap jiwa tertahan dengan amalnya, ia tidak dibebani dosa orang lain baik orang tersebut adalah sang bapak maupun sang anak. Hal tersebut senada dengan sebuah ayat lain “setiap yang berjiwa bertanggung jawab atas apa yang telah mereka usahakan kecuali penduduk syurga”. (QS. Al-Mudatsir: 38-39)
Akhwaty…Ini semua merupakan karunia Alloh bagi para anak dengan berkah amal orangtua mereka, begitupun sebaliknya. Seorang bapak juga mendapat berkah dari doa anaknya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah ia berkata, Rasuulloh SAW., bersabda, “ sesungguhnya Alloh SWT.,mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shalih di Syurga, maka hamba berkata, “ wahai Rabb, bagaimana semua ini terjadi? Maka Alloh berkata, “ karena permohonan ampun anakmu untukmu”. Semoga dengan ini kita mampu menjadi orang tua yang shalih yang dapat mengangkat derajat anak kita di Syurga dan menjadi anak sholih yang senantiasa mendoakan kedua orang tua. Wallohu A’lam.
       Ref:  Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Taisir al-Karim  ar-Rahman, hlm. 780
       Ibnu Jarir ath-Thabari, Tafsir ath-Thabary, jild. 9/ 7656
       Ismail Haqy bin Musthafa al-Khalwaty, Ruhul Bayan fi Tafsir al-Qur’an, jild. 9/ 191

       Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir,jild. 14/ 73 dan 86 

0 komentar:

 

Penakluk Senja! Published @ 2014 by Ipietoon

Blogger Templates